Minggu, 26 Agustus 2007

Mari Berfikir

Pernahkah anda memikirkan bahwa anda tidak ada sebelum dilahirkan ke dunia ini; dan anda telah diciptakan dari sebuah ketiadaan?
Pernahkan anda berpikir bagaimana bunga yang setiap hari anda lihat di ruang tamu, yang tumbuh dari tanah yang hitam, ternyata memiliki bau yang harum serta berwarna-warni?
Pernahkan anda memikirkan seekor nyamuk, yang sangat mengganggu ketika terbang mengitari anda, mengepakkan sayapnya dengan kecepatan yang sedemikian tinggi sehingga kita tidak mampu melihatnya?
Pernahkan anda berpikir bahwa lapisan luar dari buah-buahan seperti pisang, semangka, melon dan jeruk berfungsi sebagai pembungkus yang sangat berkualitas, yang membungkus daging buahnya sedemikian rupa sehingga rasa dan keharumannya tetap terjaga?
Pernahkan anda berpikir bahwa gempa bumi mungkin saja datang secara tiba-tiba ketika anda sedang tidur, yang menghancur luluhkan rumah, kantor dan kota anda hingga rata dengan tanah sehingga dalam tempo beberapa detik saja anda pun kehilangan segala sesuatu yang anda miliki di dunia ini?
Pernahkan anda berpikir bahwa kehidupan anda berlalu dengan sangat cepat, anda pun menjadi semakin tua dan lemah, dan lambat laun kehilangan ketampanan atau kecantikan, kesehatan dan kekuatan anda?
Pernahkan anda memikirkan bahwa suatu hari nanti, malaikat maut yang diutus oleh Allah akan datang menjemput untuk membawa anda meninggalkan dunia ini?
Jika demikian, pernahkan anda berpikir mengapa manusia demikian terbelenggu oleh kehidupan dunia yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan dan yang seharusnya mereka jadikan sebagai tempat untuk bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup di akhirat?
Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Allah sarana berpikir. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.
Sebenarnya, setiap orang memiliki tingkat kemampuan berpikir yang seringkali ia sendiri tidak menyadarinya. Ketika mulai menggunakan kemampuan berpikir tersebut, fakta-fakta yang sampai sekarang tidak mampu diketahuinya, lambat-laun mulai terbuka di hadapannya. Semakin dalam ia berpikir, semakin bertambahlah kemampuan berpikirnya dan hal ini mungkin sekali berlaku bagi setiap orang. Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin.
Buku ini ditulis dengan tujuan mengajak manusia "berpikir sebagaimana mestinya" dan mengarahkan mereka untuk "berpikir sebagaimana mestinya". Seseorang yang tidak berpikir berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti keberadaan dirinya di dunia. Padahal, Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk sebuah tujuan sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an:
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Ad-Dukhaan, 44: 38-39)
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al-Mu’minuun, 23:115)
Oleh karena itu, yang paling pertama kali wajib untuk dipikirkan secara mendalam oleh setiap orang ialah tujuan dari penciptaan dirinya, baru kemudian segala sesuatu yang ia lihat di alam sekitar serta segala kejadian atau peristiwa yang ia jumpai selama hidupnya. Manusia yang tidak memikirkan hal ini, hanya akan mengetahui kenyataan-kenyataan tersebut setelah ia mati. Yakni ketika ia mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di hadapan Allah; namun sayang sudah terlambat. Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa pada hari penghisaban, tiap manusia akan berpikir dan menyaksikan kebenaran atau kenyataan tersebut:
"Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini." (QS. Al-Fajr, 89:23-24)
Padahal Allah telah memberikan kita kesempatan hidup di dunia. Berpikir atau merenung untuk kemudian mengambil kesimpulan atau pelajaran-pelajaran dari apa yang kita renungkan untuk memahami kebenaran, akan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi kehidupan di akhirat kelak. Dengan alasan inilah, Allah mewajibkan seluruh manusia, melalui para Nabi dan Kitab-kitab-Nya, untuk memikirkan dan merenungkan penciptaan diri mereka sendiri dan jagad raya:"Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya." (QS. Ar-Ruum, 30: 8)

Sabtu, 25 Agustus 2007

Nasehat bagi Kaum Muslimin

Jangan pernah mencintai sedikit pun Kehidupan dunia ini, yang berupa harta, anak, dan wanita. Bila kita mencintainya maka ia pasti akan senantiasa menghalangi kita untuk berkorban di jalan Allah. Mereka diciptakan Allah hanya sebagai cobaan. Mereka diamanahkan Allah swt agar kita mampu membelanya dari siksa neraka. Dan tugas ini hanyalah sebagian dari tugas dakwah sempurna. Kesempurnaan dakwah adalah sampai kepada seluruh alam, sampai hari kiamat.

Kita ingat, bahwa Rasulullah saw telah menghadapi keluarga beliau sendiri, menghadapi kaumnya sendiri, dan menghadapi musuh-musuh Islam yang zahirnya sangat kuat dibandingkan kaum muslimin. Rasulullah menghadapi mereka semua dengan hanya bersandar kepada bantuan Allah saja. Allah swt pasti membantu orang-orang yang membantu agamaNya tanpa batas.

Waktu berarti dakwah! Hilangkan kebiasaan menyia-nyiakan waktu dengan bermain-main dan bersenda gurau. Menggantinya dengan kalimat dakwah adalah kewajiban. Allah mencela tindakan mubazir dan sia-sia. Dakwah akan dihalangi oleh gelak tawa, dan akan maju dengan tangis orang2 yang berdoa kepada Allah swt meminta hidayahNya.

Sholat yang benar yakni sholat wajib, tepat waktu berjamaah di masjid adalah dakwah utama kaum muslimin ke seluruh alam. Awal di mulainya usaha dakwah sempurna adalah bila semua muslimin sholat sedemikian rupa, disaat sibuk ataupun senggang. Dan selama dijaga nya sholat ini oleh semua muslimin selama itu pula Allah swt membantu mereka keluar dari cobaan-cobaan, meningkatkan derajatnya disisi Allah swt, Raja di Raja alam semesta!

Boleh lah kita mencari ilmu yang baik, tetapi ilmu yang baik itu hanya akan baik jika dilandasi ilmu agama yang baik pula, karena ilmu agama adalah ilmu yang secara langsung telah diamalkan oleh orang-orang shalih , para Nabi. Carilah ilmu agama sebanyak-banyaknya atas dasar iman kepada Allah swt dan ikhlas .

Awal dari semua pembicaraan dakwah adalah khidmat. Khidmat adalah melayani saudara muslim. Kita punya suara kita ucapkan salam bila bertemu, Kita punya harta maka kita layani mereka dengan harta, kita punya tenaga, maka kita layani mereka dengan tenaga, dan jika kita tidak punya apa-apa kita layani dia dengan tingkahlaku. Khidmat adalah jembatan dakwah pertama agar dakwah itu dapat disampaikan dengan sempurna. Khidmat kepada orang yang sedang bermaksiat adalah mendiamkannya ( apabila semua peringatan tidak didengarkannya lagi).

Ucapkan kalimat dakwah kepada orang-orang khusus atau awam dengan lemah lembut. Ucapan yang lemah lembut dan penuh kerendahan hati adalah disukai daripada ucapan yang keras dan pedas. Ucapan yang keras hanya keluar bila seseorang itu sudah berbuat kurang ajar. Bila sikap orang yang kelihatannya tidak senang dengan dakwah , maka bersabarlah dan perbanyak khidmat.

Masing-masing diri punya kekurangan dan melihat kekurangan orang lain adalah diharamkan, karena Allah swt telah menciptakannya dengan sebaik-baiknya. Kecuali orang itu berbuat dosa , maka wajib kita tegur tanpa menyinggung kekurangannya. Hatinya tidak boleh sakit karena ucapan yang tidak baik.

Untuk kebaikan, ucapan hati sulit untuk diungkapkan dengan lidah , tetapi “diucapkan” dengan amal, sebaliknya ucapan hati yang bohong akan mudah diucapkan lidah, tetapi tidak ada amal.
Jagalah hati dan lidah agar semua kebaikan bisa diamalkan dgn maksimal.


Maulana Yusuf rah.a berkata” Apapun yang dilakukan dengan niat bukan untuk mendapatkan ridha Allah adalah sia-sia. Misalnya, untuk menumpuk dan memperbanyak harta, agar dipuji manusia, agar menjadi orang besar, agar terkenal, agar ucapannya didengar orang, agar ditaati orang, agar dimintai pendapatnya, beramal dengan maksud-maksud di atas sama sekali bukan ikhlas lillahi taala. Dalam hal ini, orang-orang yang ikhlas akan berkeyakinan penuh kepada janji-janji Allah, namun mereka tidak beramal untuk mendapatkan janji-janji Allah itu. Janji Allah itu pasti datang, tetapi tidak dijadikan sebagai tujuan. Barangsiapa beramal shaleh hanya untuk mendapatkan janji-janji Allah, maka ia akan terjatuh dalam amalannya sendiri (menyimpang dari kehendak Allah dan Rasulnya). Dan orang-orang yang beramal hanya untuk rida Allah, maka Allah akan menyempurnakan janji-janji Nya dan mengkaruniakan kepadanya nikmat harta dan kekuasaan. Ia tidak akan menggunakan nikmat-nikmat tsb untuk kepentingan dirinya, namun akan digunakannya untuk syiar Islam dan untuk mencapai ridha Ilahi, sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat ra dahulu.” Oleh karena itu beramal lah , Jangan melihat hasil, apapun itu!


Asas Mu’asyarah Rasulullah saw adalah suci, sederhana, dan malu. Sedangkan asas mu’asyarah orang-orang Yahudi dan Nasrani adalah tidak ada malu, boros, dan kemewahan. Dan kalian telah banyak menyukai cara kehidupan mereka. Padahal merekalah yang telah menumpahkan darah orang-orang Islam dahulu, merusak kehormatannya, dan merampas kekuasaannya. Dan begitu pula sekarang, mereka berkedok memberikan pertolongan kepada kalian ( umat islam ), tetapi sebenarnya mereka sedang menjadikan kalian ayam yang akan disembelih oleh mereka, namun sebelumnya mereka memberi makan dulu ayam itu. Dan sebaliknya, justru kita tidak menyukai cara hidup (mu’asyarah) Rasulullah saw, yang telah meneteskan darahnya untuk kita, telah patah giginya, Hamzah pamannya terbunuh dengan keji, setiap malam ia pun tidak bisa tidur untuk mendoakan kita!
Berkorbanlah secepat dan sejauh mungkin Saudara-saudara! Muasyarah Rasulullah saw berlaku sampai hari kiamat. Sebagaimana risalahnya yang terus berlaku sampai hari kiamat. Apabila nur iman telah datang pada diri kita, maka kita akan menyenangi setiap sisi dari muasyarah Rasulullah saw.

Pertolongan Allah jarang diharapkan kecuali kita dalam keadaan kesulitan, maka kita memohon kepadaNya tanpa malu-malu tentang ketidaksadaran sebelumnya, dan Allah swt sepertinya kita jadikan tempat terakhir mengadu. Pertolongan dari manusia atau benda sudah menjadi hal utama, dan hal utama sebenarnya menjadi hal yang tidak punya peran, dan sayangnya Allah swt menempati posisi terakhir itu. Semua kekeliruan tsb adalah akibat kita telah mencintai diri kita dan membuang kecintaan utama kepada agama. Maka minta lah tolong kepada diri sendiri dan tinggalkanlah Allah jika benar! Tetapi kaum muslimin sendiri yang merusak dan mencampuradukkannya, agar orang-orang lain sesat mengikuti kehendak syahwat.

Bicara apa yang telah dikerjakan berbeda sekali dalam makna dan manfaatnya bagi pendengar dibandingkan dgn bicara apa yang belum kita kerjakan sama sekali, karna itu lah dakwah sempurna adalah dakwah yang berjalan sesuai dgn perbuatan. Dakwah yang melihat diri sendiri sejauhmana telah mengamalkan agama, ini dakwah Nabi saw. Sebaliknya Allah SWT menggolongkan orang yang banyak omong termasuk yang dimurkaiNya.

Jauhkan diri dari ikatan-ikatan duniawi, termasuk salah satunya dengan bekerja tidak terikat waktu dan tempat, agar kesempatan untuk berkorban di jalan Allah lebih besar.

Alam semesta wajib dipahami oleh setiap mukmin. Alam semesta yang diciptakan Allah swt dengan maksud dan tujuan yang mulia. Manusia akan menemukan dirinya sebagai bagian dari alam semesta. Alam semesta bertasbih kepada Allah, hanya sedikit manusia yang bertasbih kepada Allah. Alam Semesta adalah objek dakwah karena didalamnya hidup manusia yang lupa, dan menjadi subjek dakwah karena ia senantiasa bertasbih kepada Allah SWT.

Pelaku maksiat perlu diajak bersama-sama memikirkan siar agama Allah agar kemaksiatannya dihapuskan Allah swt. Karena setiap manusia punya perbuatan maksiatnya sendiri, maka Allah swt berkenan memberikan hidayah setelah ia membuktikan pengorbanannya mendakwahkan agama. Ikutkanlah pelaku-pelaku maksiat ini dalam perjalanan dakwah selagi ia tidak melakukan maksiatnya tsb, dan kita cegahlah setiap ia hendak melakukannya dengan memberikan kerja agama.

Dunia sangat sebentar dibandingkan akhirat, dibandingkan dengan alam kubur, dunia ini masih sangat singkat. Dan Umur manusia jauh lebih singkat. Lalu untuk keuntungan manakah usia kita dihabiskan jika hanya ada dua pilihan: kekayaan dunia atau kekayaan akhirat?

Sebutlah pengorbanan Nabi, dan sahabatnya karena mereka adalah tinggi disisi Allah SWT. Malulah kepada mereka, karena adanya pengorbanan mereka, kita bisa meniru-niru mereka, masuk ke dalam golongan yang diridhai Allah swt.

Cara hidup yahudi dan Nasrani meskipun sepele, tetapi itu adalah salah satu perangkap setan untuk menjatuhkan oran-orang beriman. Maka jauhilah perangkap syetan tsb hanya dengan mengikuti cara hidup Rasulullah saw. Apabila kalian berada di toko-toko kalian atau dalam pekerjaan kalian, dan kalian mengamalkan cara hidup rasulullah saw didalamnya, maka dengan cara tsb tempat kalian, yang sederhana itu lebih bernilai dibandingkan dengan istana para kafirin dan musryikin yang berharga milyaran rupiah. Dan apabila dirumah kita dihidupkan cara hidup Rasulullah saw maka yakinlah bom nuklir pun tidak bisa membinasakannya. Ini semua disebabkan oleh kesungguhan amalan Rasulullah saw itu di rumah kita yang dibangun dari tanah tidak berharga. Tetapi harga itu lah terletak pada hidupnya cara hidup rasulullah saw didalamnya. Apabila seseorang membangun sebuah istana dan semuanya terbuat dari emas permata, namun tidaklah sama nilainya dengan rumah kecil dan toilet yang didalamnya terdapat sunah Rasulullah saw. Sebaliknya jika kita hidup dgn cara Yahudi dan Nasrani maka keadaan kita akan senantiasa diselimuti keburukan.

Pada masa seperti ini, ketika kesusahan menimpa seluruh mahkluk dan tiada cara lain untuk menghindarinya, tanggungjawab pada diri orang-orang sudah melebihi batas, maka apapun gairah untuk kehinaan diri sendiri hendaknya dilepas (maksiat, kesombongan) dan tingkatkan kesungguhan, usaha dan gerakan agama ini. Dan pada malam harinya, menangis dan berdoa dengan penuh keyakinan untuk seluruh makhluk umumnya dan bagi umat ini khususnya.

Kaum muslimin yang diperbudak hawa nafsu sendiri dan hawa nafsu orang-orang yang mengutamakan nafsunya, nyatalah telah mengejar harta dgn tanpa henti-hentinya, padahal Allah SWT memberikan kehidupan bukan untuk mengejar harta, tapi untuk memohon rahmat Nya. Alangkah rugi waktu yang sedikit ini di dunia di gunakan untuk memuaskan kehendak pribadi dan kehendak segolongan orang yang lupa. Jika semua manusia itu telah berakhir masa hidupnya di dunia,maka penyesalan yang tiada akhirnya membuat masing-masing berharap memperbaiki nilai hidupnya di mata Allah SWT.

Manusia yang menjalankan syariat Islam dengan benar, berarti telah membina makrifat kepada Allah SWT. Makrifat ini sesungguhnya adalah melakukan apa saja yang Allah senangi dari diri hambaNya. Dan Allah berfirman bahwa orang yang demikian karena meniru para Nabi dan para siddiqin, adalah bersama-sama mereka di dalam syurga. Bagaimana manusia biasa bisa meniru orang-orang shalih tsb ? maka Allah SWT berfirman lagi, bahwa siapa saja yang membantu agamaNya maka Allah pasti menolongnya. Ini saja yang menjadi Jaminan yang balasannya hanyalah syurga Allah SWT.

Maksud dan tujuan usaha agama hanya dapat dipahami oleh orang-orang pilihan Allah. Mereka mengambil risalah Nabi sebagai pilihan hidup dunia dan akhirat. Nama mereka tidak dikenal, tapi usaha mereka disaksikan seluruh alam. Menjadi orang pilihan jauh dari ketinggian harta dan tahta , sebagai mana Rasulullah dan para sahabat.

Usaha agama melahirkan kemenangan di dunia dan di akhirat. Kemenangan di dunia tidak lah sepenting kemenangan di akhirat. Kemenangan dunia satu saat akan fana, tetapi kemenangan akhirat kekal selamanya. Kemenangan akhirat yaitu kalimat laa ilaaha ilallah diakhir hayat seorang muslim.

Kemenangan di akhirat pasti kekal abadi sebagaimana kekalnya alam akhirat dan isinya. Tujuan kemenangan di akhirat adalah bertemu Allah SWT dalam wujudNya. Kerinduan membawa pelakunya kepada yang dirindukan dengan membawa kecintaan yang meluap-luap.

Memperbaiki diri berarti mengendalikan diri tidak terpengaruh lingkungan dan sekaligus mempengaruhi lingkungan kepada suasana agama. Suasana agama dimulai dengan fikir agama, niat ikhlas, sabar dan tahajjud.

Usaha agama adalah usaha sahadat yakni memasukkan hakikat kalimat sahadat ke dalam qalbu. Hakikat sahadat dimiliki oleh para sahabat dan menjadi sifat khas para sahabat. Hakikat sahadat di jabarkan lagi ke dalam 5 hakikat cabang yakni hakikat sholat, hakikat ilmu dan dzikir, hakikat memuliakan sesama muslim, hakikat ikhlas, dan terakhir hakikat jihad fi sabilillah.

Senantiasa mendengarkan, membenarkan, menyampaikan, firman Allah SWT dan hadist Rasulullah saw adalah perbuatan hati yang paling berat, apalagi mempraktekkannya dengan sempurna. Allah SWT berfirman dalam surat Al Muzammil “Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.”. Hanya atas kehendak Allah SWT firmanNya itu dapat diamalkan oleh Nabi dan ummatnya.

Senantiasa bicara kebesaran Allah dan negeri akhirat, bicara teladan Rasulullah dan para sahabat, bicara lemahnya mahkluk dan dunia fana, dan bicara kesalihan orang2 sekarang adalah maksud utama bertemu dan berkumpul dengan manusia. “ apakah ada pembicaraan yang lebih baik daripada mengajak kepada Allah ?”

Mendatangi manusia dengan menyampaikan Alquran dan sunnah, dengan kidmat, dan dengan maksud mencari ilmu adalah amal terbaik. Sebab itu Allah SWT menurunkan Nabi-nabi. Sebab itu Allah turunkan AlQur’an. Nabi2 menyampaikan berita gembira, dan berkidmat kepada ummat manusia dgn bimbingan ilmu dari Allah.

Apabila timbul perasaan takut kepada Allah dan berat atas perkataanNya dalam AlQur’an itu pertanda bahwa iman anda bertambah, sehingga cenderung menyebabkan anda mengurung diri. Namun Allah SWT berfirman dalam al mudatsir “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!” dalam Ali Imran Allah berfirman “ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”

Surat Annisa 69 “ Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”

Allah swt berfirman “carilah karuniaKu…….”. Karunia yang dimaksud adalah pemberian Allah kepada kaum muslimin dalam usaha dakwah. Selain itu bukanlah karunia, tetapi azab yang menyesatkan.

Allah SWT berfirman “ sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan ….”. Penyeru-penyeru Tuhan tidak bisa membuat manusia mendengar, tetapi Allah lah yang membuat mereka mendengar, membenarkan, mengingat firman Allah dan hadist.

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(2:29)

Allah memberi manusia kekuatan hidayah, dan Allah hanya memberi hidayah kepada mereka yang pengorbanannya dan niatnya sempurna di sisi Allah. Pengorbanan apa lagi yang akan segera dilakukan? Niat mana yang benar yang mesti dipedomani ? Doa apa lagi yang akan segera diajukan agar mendapat kekuatan hidayah?.

Mendengarkan firman Allah swt seringkali menyebabkan manusia kembali kepada usaha sahadat. Ayat2 Allah tsb mendorong manusia berfikir mendalam mengenai dirinya : siapakah saya ini ? Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad saw adalah utusanNya.

Jika ridha Allah ditampakkan kepada seseorang, maka pastilah sejak itu ia akan pergi kemanapun karena ridha Allah. Allah tidak menampakkan wujud ridhaNya langsung saat di dunia, tetapi Allah menghendaki hambaNya menyakini agama dengan mata hati. Mata hati yang bisa menembus alam ilahi.

Pada awalnya manusia melihat sahadat itu hanya sebuah kalimat tanpa ada manfaat.
Allah swt kemudian memperlihatkan bahwa sahadat itu adalah suatu sistem/agama, dan manusia menganggapnya rendah, salah satu sistem diantara sistem lainnya.

Lalu Allah swt menghendaki orang2 yang terpilih untuk memiliki fikir agama, dan yang lainnya mencampuradukkan fikir dunia dgn agama.

Fikir agama : “ siapakah saya ?” hasilnya adalah : usaha atas sahadat
sahadat adalah persaksian keimanan kepada Allah SWT dan Rasulullah saw. Usaha sahadat adalah memasukkan sahadat tsb kedalam kalbu.

Fikir dunia : “apa yang belum saya miliki?” Hasilnya adalah : usaha atas dunia
Usaha dunia hanya bermanfaat di dunia dan akan di hisab di akhirat, apakah usaha dunia itu dipinjamkan kepada Allah atau tidak ? sebenarnya Allah lah pemilik dua dunia.


Empat Usaha Sahadat :
1. Hati senantiasa mendengarkan firman Allah SWT dan hadist Rasulullah.
2. Hati senantiasa membenarkan firman Allah SWT dan hadist Rasulullah.
3. Hati senantiasa menyampaikan firman Allah SWT dan hadist Rasulullah.
4. Hati senantiasa bersyukur dgn ibadah






Mata hati pasti melihat usaha sahadat ini membawa berkah ke penjuru – penjuru alam semesta.
Mata hati adalah furqaan. Sesungguhnya Allah memberikan furqaan hanya kepada hambaNya yang bertakwa agar hambaNya itu mengerjakan usaha agama/usaha sahadat/ risalah Nabi usaha atas iman/usaha hidayah tanpa ragu-ragu lagi.

Tujuan usaha sahadat ini agar sahadat tsb masuk ke dalam kalbu. Perasaan ragu-ragu dibisikkan oleh setan kepada kaum muslimin karena setan kawatir mereka akan menyebabkan orang-orang yang lalai kembali kepada Allah. Orang-orang yang menjalankan usaha sahadat pasti menyampaikan firman Allah dan sunnah kepada manusia dan beribadah sebanyak-banyaknya demi rasa syukurnya kepada Allah. Makin banyak kesempatan hidup ini digunakan untuk lebih banyak beribadah, lebih banyak menyampaikan firman Allah, dgn menemui lebih banyak manusia dalam keadaan bertakwa kepada Allah maka makin kecillah kesempatan setan untuk menjatuhkan keraguan-raguan kepada usaha sahadat.

Dengan beribadah dan berzikir disetiap kesempatan sudah cukup sebagai usaha sahadat, begitulah sebagian kaum muslimin menyakininya. Padahal alangkah baiknya usaha sahadat tidak itu saja, tetapi diwujudkan pula dgn menyampaikan firman Allah dan sunnah rasulullah saw. Makin banyak memenuhi umur ini dengan usaha sahadat maka makin baiklah ia disisi Allah. Allah berfirman “ Allah menyuruh kamu keluar dari rumahmu (berjihad) meski sebagian kaum muslimin tidak menyukai”

Sebagian orang telah berdakwah dengan hawa nafsu, dan akhirnya menjadi korban hawa nafsunya sendiri. Ia terlempar dari dakwah. Oleh Setan, dibisikkanlah kepada kaum muslimin bahwa kebanyakan orang berdakwah demi mencari harta dan martabat. Akibatnya, terjadilah perpecahan di dalam kaum muslimin sendiri. Kamu muslimin telah lupa bahwa berdakwah adalah tugas yang diperintahkan Allah, dan hanya Allahlah tempat kembalinya usaha dakwah ini.

Jaminan dari Allah dan rasulNya agar orang mengikuti ajakan dakwah adalah ikhlas. Ikhlas menguntungkan bagi yang menyampaikan dakwah dan bagi yang mendengarkan dakwah. Hanya dgn keikhlasan, maka Allah akan menurunkan hidayahNya kepada yang dikehendakiNya. Ikhlas berarti menyerahkan hasil dakwah hanya kepada Allah. Apakah yang diajak mendengar atau tidak kita serahkan kepada Allah. Apakah yang menyampaikan dakwah paham dengan apa yang didakwahkannya , itupun terserah Allah. Yang patut dipertanyakan adalah Apakah Allah ridha dengan usaha sahadat ini ? pertanyaan ini selalu diulang-ulang dalam doa orang – orang yang berdakwah.

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. (al hajj : 78)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (An nurr:21)


Ibadah adalah cahaya dan dakwah juga cahaya tetapi ada Cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis). Orang yang berdakwah sebagai maksud hidup telah mendapat bimbingan Allah kepada cahayaNya dengan sempurna seperti para Nabi. Allah swt berfirman : Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(AN Nur:35)

Berdakwah tanpa beramal yang cukup seperti mobil tanpa bahan bakar yang cukup, mogok sebelum mencapai tujuan. Beramal adalah ujud syukur kita kepada Allah atas segala karunianya termasuk usaha sahadat, dan semoga dgn amal itu Allah memberi hidayah. Malas menambah amal adalah tanda-tanda kurangnya keihlasan dalam usaha sahadat.

Tanda-tanda sifat munafik adalah berkata-kata baik tetapi amalnya buruk. Janganlah menjadikan orang-orang munafik sebagai teman. Namun dakwah tetap disampaikan kepada kaum munafik. Allah memberi hidayah kepada yang dikehendakiNya.

Ahli-ahli zikir adalah bagian dari kaum muslimin yang menjaga diri dengan berzikir terus menerus. Sedikit sekali diantara mereka yang bergabung dengan usaha sahadat disebabkan masih adanya kesesatan yang umum di dalam amal mereka, yakni berzikir karena dirinya atau karena orang lain bukan karena Allah semata.

Mengapa banyak orang yang berdakwah tetapi tidak berpengaruh kepada hati pendengarnya?
Niat ikhlas menentukan apakah dakwah itu berguna atau tidak sama sekali bagi pendengarnya. Makin cepat seseorang bersegera kepada seruan agama maka makin mudahlah ia mendapatkan keikhlasan.

Kelemahan ataupun kekuatan merupakan satu ujian dari Allah swt, apakah disaat lemah hambaNya ingat bahwa Allah maha kuat?, atau saat kekuatannya mantap, apakah hambaNya ingat bahwa Allah telah menguatkannya padahal ia dahulunya lemah?
Allah swt menguji iman hamba-hambaNya disepanjang waktu, agar amal dan dakwah berkembang pesat.

Mencintai dunia dengan sibuk mencari harta menyebabkan kaum muslimin meninggalkan usaha sahadat dan melupakan esensi ibadah , sehingga Allah menutup mata hati dan membatasi cahayaNya (walaupun ia maksudkan hartanya itu digunakan untuk orang banyak). Mereka Lupa bahwa hanya Allah lah yang pasti jaminannya dan Maha Kaya atas makhlukNya. Dapat pula di simpulkan bahwa salah satu ciri usaha sahadat adalah tidak tergantung kepada bantuan harta orang-orang berada, tetapi hanya bergantung pada pertolongan Allah.

Kaum muslimin telah memperhatikan kehidupan dunia lebih dari memperhatikan usaha sahadat. Kaum muslimin yang membiarkan sahadatnya terlantar tidak berkembang dan tidak masuk ke dalam kalbu akan mudah terjangkit penyakit kaum jahillyah: dunia adalah tujuan, tidak ada arti kematian. Akibatnya, kaum muslimin menganggap usaha sahadat adalah usaha yang tidak menguntungkan duniawi mereka, dan mengekang hawa nafsu mereka terhadap keinginan duniawi. Kaum jahilliyah tidak perlu susah-susah mengingkari usaha sahadat sebab kaum muslimin sendiri telah meninggalkannya.

Kehidupan dunia ternyata tidak pernah bisa memenuhi dorongan hawa nafsu kaum muslimin yang telah meninggalkan usaha sahadat. hawa nafsu tidak pernah terpuaskan oleh harta, kedudukan, kekuasaan, tetapi ditundukkan oleh usaha sahadat. hawa nafsu yang tidak lagi dikendalikan usaha sahadat berbalik mengendalikan diri kaum muslimin untuk berlomba-lomba mengejar kehidupan dunia. Sebaliknya usaha sahadat membuat kehidupan dunia bersahaja, sederhana namun memberikan ketenangan hidup sesungguhnya bagi kaum muslimin.

Setan berkata kepada kaum muslimin, bahwa usaha sahadat hanyalah merugikan usaha dunia karena berarti meninggalkan pekerjaan, menghabiskan materi tanpa menghasilkan keuntungan, meninggalkan anak istri yang butuh kasih sayang, memaksa orang menjalankan ibadah padahal yang dibutuhkan orang sekarang adalah uang bukan ibadah. Ketahuilah bahwa usaha sahadat tidak pernah tergantung kepada usaha dunia, sebaliknya usaha dunia lah yang tergantung kepada usaha sahadat. Dalam hal ini, usaha dunia menjadi cobaan apakah ia akan memalingkan kaum muslimin dari usaha sahadat. Mereka sadar telah bersahadat , tetapi mereka lupa sahadat itu barulah ucapan , perlu ketaatan sebenar-benarnya.

Para ulama telah putus asa mendakwahkan agama karena tidak ada yang mau mendengarkan dakwah mereka. Para ulama telah terpengaruh oleh kaum muslimin yang hidup bermegah-megah. Para ulama merasa tidak diperhatikan oleh kaum muslimin mengenai kehidupannya. Sebagian ulama telah menjual dengan murah ayat-ayat Allah demi mendapat penghargaan masyarakat. Tidak ada yang memperhatikan ulama jika ulama itu tidak hidup layak seperti kaum muslimin pada umumnya. Tetapi Rasulullah telah memberi contoh tentang kehidupan orang-orang yang mengusahakan sahadat, hidup bersahaja sederhana dan malu meminta-minta.

Kaum muslimin semua telah mengikrarkan sahadat di dalam shalat, didalam zikir, di dalam majelis taklim, di dalam membaca Alqur’an dsb. Apakah sahadat itu sebuah ucapan dan kalimat saja? Kalau lah demikian semua orang bisa mengucapkannya, meski ia orang kafir. Hanya saja,. orang kafir tidak mungkin mengusahakan sahadat, tetapi kaum muslimin wajib mengusahakan sahadat. seperti seorang yang berjanji, wajib menepati janjinya. Usaha sahadat oleh kaum muslimin adalah seperti menepati janjinya, yakni janji taat kepada Allah dan RasulNya.


Allah swt berfirman , (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.(Al Mukminun) Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(Muhammad:7). Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. (muhammad:31)
Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu. (Muhammad:35) Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini). (muhammad:38)


Iblis membisikkan dalam fikiran kaum muslimin betapa ruginya meninggalkan kesempatan menikmati kehidupan dunia. Ini lah racun iblis yang sedang melanda kebanyakan kaum muslimin. Siapa pun yang mengusahakan sahadat tidak dibiarkan bebas dari jerat Iblis tsb. Iblis akan meracuninya dengan hartanya, dan keluarganya. Jika tidak berhasil Iblis akan mengganggu ibadahnya. Jika tidak berhasil juga, Iblis akan menampakkan dirinya. Siapa yang mengusahakan sahadat pasti menantang Iblis yang telah menipu Adam as. Kepada Allah lah pertolongan bisa dipastikan. Semua telah di takdirkan Allah SWT.

Sekali usaha sahadat dijalankan, pantang putus di tengah jalan. Sudah kepalang basah menjalani hidup di dunia, dan sudah kepalang basah pula lahir sebagai ummat Rasulullah saw. Masa lalu tinggallah masa lalu. Masa depan membentang dan waktu terus berjalan. Allah telah memberikan jaminan keridaaan dan kemuliaanNya untuk orang-orang yang sadar bahwa kesempatan hanya sekali datang, mati dalam jaminanNya atau mati tanpa jaminanNya.


Dalam keadaan apapun, hanya ada dua fikiran yang mendasari manusia , Fikir dunia dan fikir agama. Apabila ia berfikir agama maka fikir dunianya akan berjalan sederhana tidak neko-neko. Kalau bekerja dia patuh, taat pada atasan. Jika dia berdagang, ia jujur dan pemurah. Jika dia memimpin, ia adil dan bijaksana. Semua orang yang fikir agama , pasti fikir dunianya sederhana sehingga memberi kesempatan luas untuk mengembangkan usaha sahadat. Amin.

Usaha sahadat tidak akan berkembang pesat jika tidak diusahakan di setiap detik kehidupan kaum muslimin. Seperti mobil yang sering berhenti ditengah-tengah perjalanan, maka akan lambat sampai ditujuan atau malah tersesat.

Di sisi Allah SWT derajat mereka yang mengusahakan sahadat adalah satu derajat di bawah derajat para Nabi. Ujian Allah kepada mereka seperti ujian Allah kepada nabiNya. Mereka memang orang-orang pilihan Allah. Allah yang Paling menegetahui amal shalih mereka.

Orang yang mengusahakan sahadat harus rendah di mata dunia. Jika ada yang memuliakannya, maka itu cobaan baginya. Dunia tak mampu menggoda hambaNya yang iman dan amal shalihnya semata-mata untuk mengusahakan sahadat di dalam dirinya.

Apalah artinya hidup tanpa fikir agama. Fikir agama penerang dan pelapang hati kaum muslimin.
Sedetik tanpa fikir agama berarti kerugian besar yang tidak bisa digantikan dengan dunia dan isinya. Sangat menyedihkan bahwa kebanyakan kaum muslimin lupa dengan fikir agama. Apabila fikir agama dilupakan, seketika itu juga setan dan hawa nafsu menggerogoti iman dan amal kaum muslimin, padahal iman dan amal itu telah susah payah diusahakan dan akhirnya hanya lenyap dalam sekejap. Sebaliknya siapa saja yang memiliki fikir agama setiap detik di kehidupannya tanpa henti, berarti Allah bersamanya tanpa meninggalkannya sedetikpun jua. Fikir agama memang karunia Allah terbesar kepada kaum muslimin dalam mengusahakan sahadat dengan sungguh-sungguh.

Jangan mendengarkan pembicaraan harta/jabatan/gurauan, jangan mendengarkan pembicaraan wanita, jangan melihat wanita, jangan mendengarkan nyanyian, jangan mainkan games, jangan bicarakan aib orang, jangan berbohong, Bicarakan iman dan manfaat amal shalih, bicarakan ilmu dunia dan akhirat.

Jangan tinggalkan shalat fardu, jangan tinggalkan membaca al quran, jangan tinggalkan dzikir, jangan tinggalkan tahajjud, jangan tinggalkan puasa. Jangan tinggalkan majlis taklim.

Yang difikirkan adalah : bagaimana caranya agama Allah sampai dengan sempurna kepada manusia terakhir yang dihidupkan Allah
Yang difikirkan adalah : bagaimana caranya diri saya menyampaikan agama Allah dengan sempurna kepada manusia terakhir yang dihidupkan Allah
Yang difikirkan adalah : bagaimana caranya anak cucu saya menyampaikan agama Allah dengan sempurna kepada manusia terakhir yang dihidupkan Allah
Yang difikirkan adalah : bagaimana caranya istri saya menyampaikan agama Allah dengan sempurna kepada manusia terakhir yang dihidupkan Allah
Yang difikirkan adalah : bagaimana caranya kerabat saya menyampaikan agama Allah dengan sempurna kepada manusia terakhir yang dihidupkan Allah
Yang difikirkan adalah : bagaimana caranya sahabat saya menyampaikan agama Allah dengan sempurna kepada manusia terakhir yang dihidupkan Allah
Yang difikirkan adalah : bagaimana caranya setiap orang yang tidak saya kenal menyampaikan agama Allah dengan sempurna kepada manusia terakhir yang dihidupkan Allah

Ilmu yang tidak diamalkan dengan sempurna

Sebab utama mengapa Ilmu tidak diamalkan dengan sempurna, karena ilmu itu sangat berat bobotnya..atau si Hamba telah terhalang oleh kesibukan duniawi yang jelas sekali fana.
Ilmu apa yang paling berat Bobotnya ? LAA ILAA HA ILALLAAH (TIADA TUHAN SELAIN ALLAH).....ilmu inilah yang tidak sembarang manusia bisa mengamalkannya dengan sempurna kecuali Para Nabi dan Sahabatnya.......Bagaimana dengan yang lainnya? yakni Ummat Akhir Zaman yang sudah tidak memiliki Nabi lagi? Allah telah beritahukan jalannya yakni berkorban di jalan Allah...

Jumat, 24 Agustus 2007

Hakekat ilmu

Ilmu hakikatnya adalah pertanyaan dan jawaban (berfikir). Ia ada dalam diri manusia. Ilmu erat kaitannya dengan hawa nafsu, karena dapat menyebabkan manusia yang lupa menjadi angkuh dan sombong. Ilmu untuk mengusahakan ibadah dan Amal shalih. Amal shaleh hakikatnya adalah kasih sayang . Ibadah hakikatnya adalah mengingat Allah sebagai usaha memperbaiki amal shalih. Ibadah dan amal shalih diperintahkan kepada hawa nafsu dipimpin oleh rohani.

Sabtu, 18 Agustus 2007

Mengenal Hakikat

Hakikat itu apa? hakikat itu esensi,fungsi, dan alasan mengapa sesuatu diADAkan.
Allah adalah sumber Hakikat dan setiap hambaNya ada hakikatnya masing-masing....
karena itu betapa pentingnya mengenal hakikat diri, mengenal hakikat lingkungan (orangtua, saudara-saudara, teman-teman, orang-orang yang menyenangkan dan tidak menyenangkan,hewan, tumbuhan, air, udara, api, tanah dsb.) singkatnya tidak mengenal hakikat diri berarti lupa dan bingung.
nah caranya mengenal hakikat ini gimana ??
Apakah dengan diskusi siang dan malam ? atau datang ke ahli sihir atau profesor untuk diajari berbagai macam ilmu... ?
Ah sulit sekali jika caranya demikian....apakah sesama pencari hakikat dapat memberikan manfaat?? tentu TIDAK!
DIA lah yang menciptakan pencari hakikat yang senantiasa membimbing ...yang MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG....
Mengenal hakikat tidak ada titik berhentinya karena hakikat itu sendiri banyak ragamnya dari waktu ke waktu...banyak sisi-sisinya yang akan ditemui....ia berupa pertanyaan dan jawaban yang memunculkan lagi pertanyaan baru..begitu bolak-balik...yang akan membuat diri lebih banyak diam daripada berbicara...lebih banyak menangis daripada tertawa...lebih banyak amal ibadah daripada melakukan hal sia-sia...lebih banyak bangun daripada tidur....lebih banyak berkorban daripada mementingkan diri sendiri...lebih banyak belajar daripada bingung...lebih banyak ingat daripada lupa..lebih banyak memberi daripada menuntut...lebih banyak merendahkan hati daripada angkuh...lebih banyak melayani daripada dilayani..lebih banyak mentablighkan agama daripada menyampaikan hal duniawi.....lebih banyak bergerak daripada malas....lebih banyak menolong daripada minta tolong.....lebih mencintai Allah dan RasulNya daripada diri dan lingkungannya... Hasil dari mengenal hakikat ini adalah lebih banyak pertolongan Allah dan pemahaman agama (teori dan praktek) yang terus menerus bolak-balik antara Safa dan Marwa..berulang-ulang..seperti banyak ayat AlQuran...berputar-putar....seperti Tawaf mengelilingi Ka'bah!

Apakah Jalan Allah itu?

Jalan Allah/Fisabillah artinya fokus/konsentrasi mengikuti setiap perintahNya untuk mencapai Ikhlas. Untuk itu harus memaksakan diri/mengorban diri yakni memaksakan diri untuk mengenal hakikat tanpa merasa Terpaksa. Kebanyakan orang2 memaksakan dirinya untuk hal-hal yang hakikat nya sia-sia, atau malah dengan senang hati mengerjakan hal-hal yang mengikuti nafsu hewannya, yang bertolak belakang dengan perintah Allah SWT. Memaksakan diri memang suatu keinginan melawan nafsu hewan yang memang selalu ada dalam diri (tidak bisa dihilangkan tapi bisa dikendalikan oleh rohani yang tenang)

Awal di jalan Allah adalah Mengingat Allah ( cermin Nya). Hakekat di jalan Allah adalah beriman kepada Nya dengan lebih continue yakni dengan melakukan ibadah dan amal shalih. Beribadah dilakukan dengan shalat, zikir,puasa,zakat. Beramal shalih dilakukan dengan dakwah dan tabligh. Dakwah dan tabligh dilakukan dengan Jihad. Beriman Kepada Nya artinya menundukkan fikiran dan hawa nafsu manusia untuk menuruti bimbingan Rohani manusia agar bercermian hanya kepada Allah, sehingga manusia menyakini DIA saja.

Dia tidak diuntungkan ataupun dirugikan dengan semua pengorbanan tetapi manusianya sendiri yang akan mendapatkan balasan sesuai dengan amalan. Balasan baik untuk amalan baik begitu sebaliknya.

Allah hanya melihat sejauh mana diri hambaNya menyatakan bahwa DIA lah Yang Maha Nyata yakni dengan teladan Rasulullah saw (berkorban di jalan Allah)

Kapan memulai berkorban di Jalan Allah?
Masing-masing diri mengetahui jawabannya....hanya amal saja yang membedakan. ada yang tidak berbuat apa-apa padahal ia (pasti) tahu, dan ada yang mengingkarinya (padahal ia pasti tahu juga) dan ada yang bersegera berbuat (walaupun ia tidak dalam pengetahuannya) sesuai dengan ilmunya...dan Allah menyukai orang yang berbuat kebaikan dengan segala kekurangannya (meski kebanyakan tidak menyukai)......

Mengapa saya menulis di BLOG?

1. Menuliskan semua proses saya mengenal hakikat diri dan lingkungan
2. Cermin buat diri sendiri dan sykur2 buat lingkungan dan generasi mendatang
3. Ngak kawatir kehilangan catatan dari buku atau harddisk
4. Rasa hormat saya kepada Jamaah Tabligh

NB:

Tulisan (BLOG) memang bukan cara mentablighkan ISLAM, tapi dengan tulisan (BLOG) siapa saja bisa bercermin untuk mengenal hakikat diri dan lingkungannya...

Jumat, 17 Agustus 2007

Ummat Akhir Zaman meneruskan Risalah Rasulullah

Risalah Rasulullah adalah menerima ALQURAN dan Menyampaikan (mentablighkan) ISLAM kepada seluruh alam. ALQURAN diturunkan untuk menghidupkan ISLAM di akhir zaman...karena diawal zaman sebelum Muhammad saw diutus telah diciptakan Adam as dan anak cucunya untuk menghidupkan ISLAM sebagai contoh bagi Ummat Akhir Zaman....begitu pentingnya Ummat Akhir Zaman banyak Nabi dan ummatnya dikorbankan sebagai simbol/lambang/kiasan/pelajaran bagi Ummat Akhir Zaman...
Tidak ada ummat sebaik Ummat Akhir Zaman karena ummat sebelumnya selalu diikuti para Nabinya silih berganti....Ummat akhir zaman sudah tidak memiliki Nabi lagi.....oleh sebab itu tugas/risalah kenabian diamanatkan kepada Ummat ini sampai hari kiamat! Sungguh beruntung Ummat akhir zaman.....diberi amanat oleh Allah SWT yang sebelumnya diberikan kepada Para Nabi saja. Inilah cara untuk mengenal hakikat diri, menyatakan DIA lah yang NYATA, berkorban di jalan Allah, belajar benar, hidup yang dihidupkan!

Dikatakan HIDUP? Bila pula dikatakan MATI?

Manakah HIDUP yang Menghidupkan? Manakah HIDUP yang dihidupkan?
HIDUP yang Menghidupkan lah yang benar-benar NYATA.
HIDUP yang dihidupkan pasti merasakan MATI....
siapa yang HIDUP dan siapa yang MATI?
Bagaimana HIDUP sesudah MATI dan MATI sesudah HIDUP?

Jawabannya sudah ada dalam diri sendiri....
HIDUPlah yang dapat menyatakan jawabannya...jangan MATI terus-terusan...jadi LUPA dan JATUH...sakit...dan MATI selamanya...

Proses Belajar Mengenal Hakekat

Saya ingat ketika umur 8 tahun, saya berkomentar di depan orangtua " kelas satu saya telah juara pertama ..dan saat ini saya di kelas dua, saya akan jadi juara ke dua, dan di kelas tiga saya akan juara ke-tiga...dan seterusnya.." maksud saya berkata demikian adalah karena tidak mengerti sesungguhnya apa yang dimaksud dengan juara? apa sih hakikat juara ? apa artinya juara?....begitulah selanjutnya saya sampai lulus SD telah disibukkan dengan merebut Juara Kelas.....dan akhirnya saya bosan karena tidak mendapatkan kepuasan dengan jadi juara kelas terus...Mengapa saya belajar dan disupport orangtua untuk jadi juara kelas, jadi yang paling benar, jadi yang paling pintar?? Maka pikir saya waktu itu ...pasti ada yang tidak beres dengan diri saya dan lingkungan sekitar saya...Jawaban pertanyaan ini baru terjawab waktu saya di SLTA...
Selain di cekoki untuk jadi juara saya juga disuruh belajar Alquran mulai kelas 4 SD...(sementara teman2 sekolah hampir semua sudah belajar alquran dari kelas satu)
Waktu pertama kali belajar Alquran tsb saya berkomentar "Bisa membaca Alquran ini sebenarnya buat untuk apa ya? hanya untuk bisa bacaan waktu sholat atau baca doa waktu pengajian atau bisa jawab soal ujian agama? ...Saya penasaran dan mulai pertama kali buka Alquran terjemaahan terbitan Departemen Agama punya ayah saya....Mulai dari surat Alfatihah....gampang dimengerti maksudnya..berlanjut ke surat berikutnya..lhoo kok banyak penyampaian yang diulang-ulang...trus..banyak nama surat yang aneh-aneh (unta betina, semut, besi, kerajaan, ibrahim, golongan, taubat)....akhirnya bukan jawaban yang saya dapat tapi malah dapat banyak pertanyaan......tanpa bisa mencari jawabannya sendiri..maunanya ke orang dewasa saya sangsi apa mereka bisa jawab???..
Jawabannya ternyata bisa dijawab sendiri...tapi setelah saya dewasa dan pertanyaan malah makin nambah saja....

Masa-masa di SLTP adalah bukti saya telah lupa dengan mencari hakikat diri.....dan saya menyimpulkan di masa lupa diri kita akan menemukan saat yang tepat untuk kembali belajar benar, yakni belajar mencari hakikat diri....sampai sekarang terus mencari hakikat...

Belajar Benar bukan untuk menjadi Yang Benar

Belajar mengandung arti tidak pernah berhenti!
Jika berhenti berarti angkuh dan otomatis lupa dan jatuh!
walaupun jatuh dan bangun kembali bisa dilakukan....setiap saat sebelum mati..namun belajar jugalah untuk tidak sering begitu. Bukankah saat Adam as diciptakan Allah SWT, Iblis dan Malaikat telah lupa pada hakikat dirinya.....dan IBlis pun terjatuh sementara malaikat telah bertaubat...

Manusia sejak diciptakan telah diberi contoh oleh Allah melalui kejadian tsb...apakah berakhir seperti Malaikat atau Iblis ??

Sesungguhnya Yang Benar hanya Dia Allah SWT..dan yang belajar benar adalah hamba-hambaNya...untuk selamanya..

Rabu, 15 Agustus 2007

Pengalaman Saya Mengenal Jamaah Tabligh

Apa artinya Jamaah Tabligh bagi saya pribadi?
Antara tahun 1993 sampai 1997 Saya berada di Medan, Bandung, Padang, dan Cianjur dan bertemu teman-teman baru. Waktu itu saya belum sadar bahwa mereka telah mengenal Jamaah Tabligh lebih dulu. Di Padang, Sumatera Barat Januari 1997 Saya pertama kali "keluar 3 hari". "Keluar 3 hari"tersebut telah membenarkan keyakinan saya selama ini bahwa cara Rasulullah sajalah ISLAM dapat dihidupkan kembali. Sungguh Saya menyaksikan ISLAM itu hampir dihidupkan kembali selama keluar 3 hari itu!!
Sejak itu Saya menyimpulkan kehidupan Nabi dan para sahabat (generasi pertama yang meneladani Rasulullah) secara umum dihidupkan kembali oleh Jamaah Tabligh dengan segala kekurangannya, yakni menyeimbangkan antara kata dan perbuatan agar sama-sama sejalan dalam usaha memahami hakikat diri dan lingkungan yakni Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah.

Kapan ISLAM Itu benar-benar HIDUP dalam diri dan lingkungan?

apabila semuanya telah menyatakan DIA lah yang NYATA.

NB:
Sebelum mengenal Jamaah Tabligh dan kemudian mengikutinya...Saya suka bertanya-tanya dalam hati tentang hakikat diri dan lingkungan tempat saya berada sekarang...
itu terjadi sejak saya lulus SD. Waktu itu saya mengoreksi keyakinan agama ISLAM yang saya warisi dari orangtua dengan meminta masuk pesantren namun tidak diijinkan.

Akhirnya setelah melanjutkan sekolah dan lulus dengan nilai baik sampai SLTP, perhatian saya kembali kepada mencari hakikat diri. Tahun 1992 sampai 1995 selama SLTA, Saya berkesimpulan bahwa diri ini memang berTUHAN dan pemahaman TUHAN ini haruslah segera dituntaskan. Di Tahun 1996 Saya menemukan bahwa hakikat diri dan lingkungan ini adalah keyakinan TIADA TUHAN SELAIN ALLAH dan untuk memahami hakikat itu adalah teladan diri Muhammad Rasulullah.

Al Fatihah

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,

Yang menguasai hari pembalasan.

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Tunjukilah kami jalan yang lurus,

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.