Rabu, 15 Agustus 2007

Pengalaman Saya Mengenal Jamaah Tabligh

Apa artinya Jamaah Tabligh bagi saya pribadi?
Antara tahun 1993 sampai 1997 Saya berada di Medan, Bandung, Padang, dan Cianjur dan bertemu teman-teman baru. Waktu itu saya belum sadar bahwa mereka telah mengenal Jamaah Tabligh lebih dulu. Di Padang, Sumatera Barat Januari 1997 Saya pertama kali "keluar 3 hari". "Keluar 3 hari"tersebut telah membenarkan keyakinan saya selama ini bahwa cara Rasulullah sajalah ISLAM dapat dihidupkan kembali. Sungguh Saya menyaksikan ISLAM itu hampir dihidupkan kembali selama keluar 3 hari itu!!
Sejak itu Saya menyimpulkan kehidupan Nabi dan para sahabat (generasi pertama yang meneladani Rasulullah) secara umum dihidupkan kembali oleh Jamaah Tabligh dengan segala kekurangannya, yakni menyeimbangkan antara kata dan perbuatan agar sama-sama sejalan dalam usaha memahami hakikat diri dan lingkungan yakni Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah.

Kapan ISLAM Itu benar-benar HIDUP dalam diri dan lingkungan?

apabila semuanya telah menyatakan DIA lah yang NYATA.

NB:
Sebelum mengenal Jamaah Tabligh dan kemudian mengikutinya...Saya suka bertanya-tanya dalam hati tentang hakikat diri dan lingkungan tempat saya berada sekarang...
itu terjadi sejak saya lulus SD. Waktu itu saya mengoreksi keyakinan agama ISLAM yang saya warisi dari orangtua dengan meminta masuk pesantren namun tidak diijinkan.

Akhirnya setelah melanjutkan sekolah dan lulus dengan nilai baik sampai SLTP, perhatian saya kembali kepada mencari hakikat diri. Tahun 1992 sampai 1995 selama SLTA, Saya berkesimpulan bahwa diri ini memang berTUHAN dan pemahaman TUHAN ini haruslah segera dituntaskan. Di Tahun 1996 Saya menemukan bahwa hakikat diri dan lingkungan ini adalah keyakinan TIADA TUHAN SELAIN ALLAH dan untuk memahami hakikat itu adalah teladan diri Muhammad Rasulullah.

Tidak ada komentar: